Senin, 27 Mei 2013

puisi LT 4 *in memoriam*

RIAU
Nabia Sabrina Silvani

Aku rakyat, penghuni, pengikut sukmamu
Riau dengan balimau makyong
Serampang duabelas dan syair indahnya
Inilah kenyataan tak terbantahkan
Terpenjaralah kalian dalam kekayaan riau tercinta

Ku tatap cermin didepanku
Dan ku bertanya
Dimana negriku??
Dimanaa riau ku?? Dimanaaaa??
Bumbumcakcakbum
Sebait mantra beri arah padaku

Itu
Itu negeriku..
Bumbumcakcakbum
Yang besar dengan badiknya
Yang besar dengan zapinnya
Yang besar lewat seuntai kata
RIAU

Aku, rakyatmu…
Bumbumcakcakbum
Aku rakyat, penghuni, pengikut sukmamu

Riau dengan balimau, makyong, serampang dua belas, dan syair indahnya
Terpenjaralah kalian dalam kekayaan Riau tercinta

Aku rakyat, penghuni, pengikut sukmamu
Riau dengan balimau makyong
Serampang duabelas dan syair indahnya
Inilah kenyataan tak terbantahkan
Terpenjaralah kalian dalam kekayaan riau tercinta


entah aku mampu

Aku, tak tau bagaimana cara mengungkapkannya.
Tak ada kata yang bisa mengawali semua luka yang sedang terjadi sekarang.
Aku, bingung.
Yang aku tau aku menyukaimu. Rasa ini baru hadir. Disaat petikan senar gitar dan alunan lagu berpadu dalam indahnya api unggun kala itu.
Semua itu begitu indah, dan begitu cepat berlalu. Hingga akupun tak sadar, waktu telah menenggelamkan semuanya menjadi kenangan.
Kamu dan aku. Awal perkenalan kita memang biasa saja. Benar-benar tak ada yang istimewa. Hari pun berlalu, kita sudah mulai saling mengenal, selalu saja ada hal kebetulan yang membuat kita selalu berpapasan. Aku tak punya firasat apa-apa. Karna bagiku, itu semua hanya sekedar kebetulan dan tak lebih dari itu. Kamu, senyuman mu itu, dan tatapan mu, benar-benar membuatku entah mengapa merasa nyaman.
Aku tak menyangka, Tuhan menyusun kerangka cerita hidupku sedemikian indah dan penuh kejutan. Bahkan aku tak menyangka, salah satu kejutan itu, adalah kamu. iya, kamu, cinta masa kecilku. Dulu, kita dipertemukan, namun tak berapa lama, kamu pergi. Aku, yang saat itu polos, selalu bertanya pada Tuhan, kemana pangeran itu pergi? Kenapa pangeran itu meninggalkanku? Hahaha itu konyol. Memang. Tapi, aku selalu berpikiran, aku dan pangeran itu, berada di langit dan bumi yang sama.
Sekarang, Tuhan mempertemukan ku dengan pangeran itu, yaitu kamu. Aku bahagia. Berada di dekatmu, itu sudah membayar lunas semua pertanyaanku. Apalagi yang kurang? Aku merasa telah lengkap. Berada dalam satu perkemahan bersamamu, itu sudah lebih dari yang aku bayangkan. 4 hari selalu melihatmu, tanpa dikejar senja, tanpa dimakan waktu. Aku menikmati setiap detik tawa mu, senyum mu, bahkan tatapan mu. Aku senang berada di dunia mu. Aku senang, bahkan saat kaupun dapat mencicipi hasil masakan ku, dan selalu berharap aku dapat berbagi itu, setiap hari untukmu.
Memang benar, disaat kita bahagia, waktu akan berjalan cepat. Ini, malam terakhir perkemahan. Melihat api unggun yang menyala menyulut kayu dengan gagahnya dan irama gitar yang senada, harusnya aku bahagia. Harusnya aku menikmati semuanya. Bintang bertebaran, bulan yang terang, cuaca yang bersahabat. Harusnya aku memang bahagia. Tapi, kenyataannya? tidak. Entah mengapa, aku ingin menangis. Semua berkecamuk di dada ini. Aku takut. Aku takut kehilangan semua moment kamu dan juga aku. Aku takut, setelah perkemahan ini, kamu akan kembali menjelma menjadi seorang pangeran yang dingin, lalu pergi menghilang (lagi). Aku takut dengan perasaan ku sendiri. Aku takut kehilangan, tapi aku juga tak ingin mengakui rasa yang sebenarnya. Dan semua ketakutan itu, ku ungkapkan dengan tangisan. Buyar sudah semua kenangan indah itu,
Dan reaksimu? Hanya diam melihat isak ku, sementara yang lain mencoba menenangkan ku. Peka kah dirimu? Kamu yang selalu kutunggu. Dan, sepertinya ketakutanku akan benar-benar terjadi.
Aku mencoba mengambil sebuah lentera merah, tapi dari sekian banyak lentera, mengapa kau hanya mengambil dari tanganku? Dan tersenyum, kau menatapku, “jangan menangis”  bisikmu lalu mengambil lentera itu, lalu tersenyum lagi, kemudian pergi.
Kamu tau? Atau berpura-pura tak tau? Atau memang benar-benar tidak peka?
Hah! Sudahlah.

Perkemahan selesai, dan menyisakan kenangan manis. Dan aku benci, ketika keadaan tak pernah memberikan aku moment kebetulan berpapasan denganmu  itu lagi kepadaku. Aku sudah 3 hari tak melihat sosokmu. Sekali pun melihatnya,  kamu hanya sekedar menatapku, dan kemudian pergi. Seperti tertusuk duri. Perih.
Entah ini termasuk cerita Tuhan, aku tak tau.
Malam itu, kami (anggota perkemahan) berencana untuk mencoba mengulang cerita indah kebersamaan saat perkemahan. Yaa walau hanya sekedar bakar ayam dan bakar jagung.
Malam ini menyenangkan. Hingga penutupnya pun menyenangkan.
Hal yang tak terduga selanjutnya, Tuhan memberi kelengkapan cerita untukku. menyatukan aku dan kamu, menjadi kita. Tepat 6 april 2013. Semua airmata ku terbayarkan dengan pernyataanmu.
Aku bahagia, tak ada kata yang bisa kuungkapkan. Namun kupastikan, aku selalu tersenyum, jika aku mengingatmu.
Waktu berjalan, hari demi hari, minggu ke minggu, dan aku tetap bahagia. Canda khas mu, tertawaan mu, dan caramu menatapku selalu aku ingat. Caramu merangkulku dan menggenggam tanganku, itu hal yang istimewa. Aku...... aku bahagia bersamamu.
Hingga pada akhirnya, aku sampai di titik  ini.  Aku tak pernah merasa jenuh denganmu, dan kamu pun begitu. Tapi kenapa? Semua terasa seberat ini? Semua terasa sesakit ini?

Mama pernah berpesan, jangan sampai aku mendapatkan seorang yang berlatar belakang dari kota A (sebut saja begitu). Dan guru ku pun pernah memberi saran, agar aku juga tak mendapatkan seseorang yang berada  pada kondisi kepercayaan X (bukan beda agama), karena aan ada masalah yang akan aku terima.
Tapi? Kemarin aku hanya menganggap itu hanya omongan biasa. Namun sekarang, aku merasakannya. Kamu ! adalah orang yang mempunyai 2 larangan tersebut. Kita, sulit untuk tetap bersama. Harusnya aku sadar, dari awal aku dan kamu bagai minyak dan air, panas dan dingin, dan Langit dengan Bumi !! aku bodoh! Harusnya aku terlebih dahulu mengenalmu, sebelum semua rasa ini menjadi terlambat. Aku sudah terlanjur terlalu menyukaimu. Tawamu, senyummu, tatapanmu, aku seakan tak bisa hidup tanpa itu. Tapi, apa kita memang harus mengakhiri semua ini? Tidak. Aku tidak mau. Dan kamu pun begitu. Tapi, kita harus bagaimana? Melihat reaksi keluargamu yang sudah habis-habisan menentang ku. Menentang kita. Dan mengambil kebebasanmu. Melihat mu terkekang karena ku, aku tak bisa. Aku hanya ingin hidupmu seperti dulu, tetap bahagia dengan aktivitasmu. Jadi haruskah kita tetap dipertahankan?
Kita tak pernah ada masalah,
Kita..... kita selalu bahagia bukan? tapi mengapa Tuhan merangkai cerita pedih disaat Ia memberi kesan awal bahagia?

Mampukah kita? Mampukah kamu? Tidak! Bukan itu!! Apakah aku mampu? Entahlah, Aku tak tau.

aku tau,, aku egois

Kita sudah saling mengenal. Pertemuan yang tak sengaja, membuatmu menyukaiku. Benarkah itu? Aku tak tau sebenarnya, tapi kau yang mengatakannya. Sedangkan aku, hanya menganggapmu sebagai kakak yang baik dalam hidupku. Kamu, yang hatinya tulus, selalu berkata “tak apa" dan selalu tersenyum untukku. Membantuku disetiap sudut perjuanganku. Merangkulku disetiap tangisku, dan selalu dapat menularkan senyummu kepadaku disaat aku butuh itu. Aku nyaman bersama mu, kak. Tapi bukan seperti rasa nyaman dengan arti yang berbeda. Rasa seperti apa yang harus kutimbulkan? Jika aku mampu  mengatur perasaan ku sendiri, aku akan lebih memilih menyerahkan hatiku kepadamu, yang tak pernah sedikitpun kuragu, karena ku percaya, kau mampu menjaga ku dengan kedua lengan yang kokoh itu. Jika aku memang bisa mengatur hatiku, aku akan menutup diri untuk orang lain, karena sikapmu yang tulus.

Tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku bukan tuhan! Aku selalu mencoba untuk mengubah rasa ini menjadi seperti yang kau mau, kak.
2 tahun, bukan waktu yang sebentar untukmu, terus menungguku. Kau orang yang baik. Harusnya kau bisa mendapatkan yang lebih baik dariku. Tapi kau selalu saja tersenyum dalam diam mu.

Dan pada akhirnya, aku mencoba untuk merasakan hal yang sama. Mencoba memahami arti senyumanmu, memahami semua candamu, memahami tatapanmu dan memahami hatimu. Aku mempelajari itu semua. Dan kau tak pernah tau. Diam-diam aku menjadi penguntit mu.
Aku nyaman dengan hobi baruku. Selalu mencari tau tentangmu. Ini sudah seperti kegiatan rutin ku. Senyummu dan tawamu diujung sana walau hanya berbentuk tulisan, itu menyenangkan! Mengetahui apa yang kau lakukan, semua nya seperti menggelitik rasa ingin tahuku.
Aku ingin tau keluargamu, dan masa lalumu. Dan kamu, menceritakan semua itu dengan ekspresimu yang selalu ku suka.

Lama kelamaan, hati ini bergantung padamu. Kamu berubah menjadi suatu hal yang harus selalu hadir untukku.
Aku takut mengakuinya, aku takut jika aku mulai menyukaimu juga. Aku takut perasaan ini terlambat.

Setengah hatiku sudah ada padamu, aku berharap aku tidak terlambat. Aku ingin kau tetap ada.
Tapi tuhan punya rencana lain, disaat aku ingin mengakui hal yang sama, kamu malah berkata bahwa kau sudah menemukan orang lain yang mampu membalas perasaanmu. Yang mampu membalas senyummu dengan senyuman yang sama, yang mampu membalas genggaman tanganmu sekuat kau menjaganya.
Kamu tau reaksi ku? Aku terkejut. Aku marah. Aku kesal, aku kecewa! Tapi bukan kepadamu. Lebih kepada diriku sendiri. Yang sudah menyia-nyiakan kamu! Menyia-nyiakan seseorang yang tulus.

Aku bisa apa? Aku Cuma bisa pura-pura bahagia. Aku Cuma bisa pura-pura tersenyum senang melihat kau dan perempuan mu bersatu. Aku merasa bodoh! Harusnya aku benar-benar bahagia, bukan pura-pura. Tapi, hatiku butuh kamu. Dan aku, kembali menyakiti hatiku sendiri, dengan sikap bodohku.

Aku menyesal dengan perkataanku sendiri yang hanya ingin menganggapmu sekedar kakak bagiku. Tidak! Aku butuh lebih dari itu. Karena secara tidak langsung, selama ini sebagian dari senyumku itu karenamu.

Kesedihanku, membuatku mencoba pergi dari kehidupan yang selama ini kuhabiskan untukmu.
Aku bagai perahu yang terombang ambing di lautan dan terhempas, tapi tidak karam. dan tanpa sadar, aku berlabuh di hati yang lain.
Aku menemukan dia, seseorang yang baru ku jumpa, tapi telah lama ku kenal.
Aku baru bertemu dengannya setelah sekian lama kami berpisah. Dia mengajariku banyak hal. Dan dari dia, aku mengenal arti bangkit dari keterpurukan.

Aku mulai menyukainya, cara bicaranya, cara tertawanya, dan tatapannya membuatku nyaman. Aku, seperti menemukan salah satu sosok yang pernah hilang dari dirinya.
Dengan sisa hatiku, aku belajar untuk menyukainya. Aku tak mau melakukan hal yang bodoh dengan menyia-nyiakan orang yang tulus kepadaku.

Kini, aku telah bersama dia. Yang hampir setengah dari sosokmu dapat kutemukan darinya.
Aku bahagia dengan hidupku sekarang, hingga akhirnya ada rasa aku ingin pulang.
Aku ingin bertemu denganmu lagi, ingin tertawa bersamamu, ingin bertukar cerita denganmu sebebas dulu. Tanpa ada dia dan tanpa perempuanmu.

Tapi, aku mendengar cerita bahwa kamu dan perempuanmu berpisah. Mengapa? Tak maukah kau berbagi cerita kepadaku? Hanya karena alasan dia, kau mulai memberi jarak padaku.
Ini tak adil.

Aku menyayanginya, tapi tetap membutuhkanmu. Aku tau, aku ..... egois.

ketika,,

Ketika memang semua pilihan ada ditanganku.
Aku bingung.
Ingin tetap memandang matahari walau aku tau sinarnya terlalu terang,
atau
memilih duduk diam dibawah bulan sementara cahayanya takkan mampu menerangi hatiku yang gelap.
Disaat aku harus memilih,
tetap menikmati kenangan masa laluku,
atau
mulai berani melangkah bersama masa depanku.
Disaat pilihan ada didepanku,
memilih diam dalam luka ku,
atau ,
melepaskanmu dengan kebahagiaan yang sebenarnya masih semu untukku.
Aku, harus memilih,
apakah tetap mempertahankan orang yang mempertahankanku?
Atau
balik mencintai orang yang mencintaiku?
Keduanya adalah orang yang berbeda.
Memiliki tempat yang tidak sama,
namun seimbang.
Semua pilihan ada di pundakku.
Menyakiti orang yang terus mempertahankanku?
Atau
malah melukai orang yang tulus mencintaiku?
Tak ada yang ingin kulepas pergi.
Aku egois.
Memang.
Ini bukan salahku.
Rasa ini yang salah.
Yang membuatku sedikit mengalihkan pandanganku darimu,
hingga akupun bingung harus memilih.
Mempertahankanmu, itu keinginanku.
Tapi bersamanya itu harapanku.
Aku dan kamu hanya dihubungkan dengan seutas benang.
Benang tipis yang suatu saat akan putus  karena keadaan orang-orang yang disekitarmu, bukan disekitarku.
Kamu,
adalah kebahagiaan yang kuharapkan di masa depanku.

Dan dia,
 adalah orang yang kuinginkan untuk terus ada disampingku.

Kamu,
adalah orang yang bisa membuatku nyaman dan tersenyum.

Dan dia
adalah orang yang selalu membuatku merasa aman dan bahagia.

Bersamamu,
aku menjadi perempuan manja,

Bersamanya,
membuatku menjadi perempuan sok kuat,

Alasan mengapa aku tetap mempertahankanmu,
aku hanya ingin tidak menyakitimu.
Alasan mengapa aku tak melepaskannya,
karna aku tidak mau kehilangan sebagian senyumku.

Kini aku berada dipersimpangan.
Aku ragu.
Untuk tetap berada di jalan kita,
atau aku harus berbelok ke jalan yang lain, sendirian?
Aku terlalu takut melepasmu, dan terlalu sakit terus mempertahankan dia.
Dan sampai saat ini, aku masih berdiri diujung jalan.
Menunggu…

Siapa yang akan menjemputku, pulang.

Senin, 30 Juli 2012

Pejalanan hingga puncak PADI :')


Perkemahan Lomba Tingkat Nasional
Wahai gerakan yang Ke Limo Dari Ke Satu Jakarta Indonesia…

Sebait yel-yel padi. Haahh,, tak terasa perjuangan padi kini telah berada di penghujung terakhir. Berjaya Kembali di LT V !  Motto yang telah behasil kami capai. Dengan bersusah payah, demi keluarga, MTsN, kak chi’ ong, kak Sadam dan semua nya, termasuk Elang.
Dimulai Saat LT 1. Pejalanan yang sangat panjang, tak mungkin diuraikan disini. Terbentuknya regu inti dan cadangan, hingga akhirnya setelah banyak penilaian, pertukaran dan sebagai nya, regu inti pun terbentuk.

Ini baru awal. Sangat awal. Kami terus berlatih dengan standar lomba adalah standar kemenangan LT V. berat, memang.  Belum lagi kak Sadam yang sangat disiplin, dan kak am yang cerewet-cerewet aja (peace kak am :D). ya, jengkel. Tapi kami tau, mereka sayang kepada kami. Mereka menginginkan yang terbaik untuk kami. Dan itu baru sadar saat dimana Elang dan Padi berpisah :’(

LT 2 dilakukan di SMPN 13. Seluruh regu terbaik di masing-masing gudepnya berkumpul disini. Hanya lomba tekpram saja yang di perlombakan disini.  Hingga akhirnya regu Elang dan Padi mewakili Kwaran Sail di LT 3 tanggal 2,3 4 desember 2011 di taman wisata Argopuro.

LT 3 yang ‘puputan’ dijalani padi. Padi yang hari pertama telah jatuh, mencoba bangkit dihari kedua mengejar nilai yang tertinggal jauh. Tak ada yang sia-sia. Padi memakan semua lomba yang ada hari itu. padi mengambil semua wimple yang ada. Begitu pun Elang. Elang yang tak pernah jatuh, mereka bahagia dengan nilai mereka yang sangaaaaattt jauh melesat tinggi. Semua yang berada disitu sudah memperkirakan bahwa elang adalah utusan putra dari pekanbaru. Namun, siapa sangka ada sebuah ‘sesuatu’ disana. Elang “DI-patahkan” sayapnya. Hingga mereka tak menemani padi. Padahal awalnya, kami mengira bahwa Padi yang akan ditinggalkan Elang. Padahal jika diihat dari jumlah nilai, Elang dan Padi jauh diatas semua lawan. Namun, kembali lagi, ada sesuatu disana, yang membuat “jika Elang pergi, Padi tinggal, begitu sebaliknya”. Dan keputusan akhir Padi pergi dan Elang yang Tinggal. Berderai air mata. Elang dan Padi harus berpisah. Sakit rasanya. Mengingat kami telah cukup lama bersama, bersama dimarahi kak sadam dan di ceramahi kak Am, bersama lelah saat latihan di bulan puasa. Bersama tertawa dan bersama bersedih. Kini padi berjuang sendiri, tanpa Elang. SAYAP ELANG DIPATAHKAN OLEH MEREKA YANG TAK SUKA MELIHAT KAMI BERDUA.

LT 4 pun menanti. Dengan tekad kuat kami harus bisa sampai di LT V, untuk Elang. Latihan tanpa Lelah yang dibantu Kak Roni, dan Kak Habib.
Hingga hari itu tiba, tanggal 26-30 Desember 2011 di Buper Lamdika Rumbai.
Pekanbaru yang diwakili oleh Padi dan Jago. Kami berjalan sendiri-sendiri. Kami memang tak akrab dengan mereka, terlebih karena mereka Elang tak menemani padi !!
Tapi entah mengapa, hari disaat penjelajahan. Disana, padi mulai mengakrabkan diri bersama jago. Berawal saat seluruh peserta putra dari seluruh kwarcab datang dan menyerbu kami. Berniat menjatuhkan mental kami. Namun, senyum termanis yang kami berikan. Dan dalang dari semua ini adalah Harimau Kampar. Ya, mereka yang membuat seluruh peserta menjadi satu kekuatan dan menyerang kami. Pada saat itu juga, jago datang. Melindungi padi.  “ternyata mereka ada baik nya juga”. Sesampainya kami kembali ke buper, kami tetap di serbu. Bermula saat mereka beryel-yel ria, dan kami menonton mereka dengan ala “ELANG”.
Dan Duar! Aduan yel-yel terjadi dengan Pekanbaru di tengah-tengah nya.
Malam saat api unggun, kembali penyerangan terjadi untuk padi. Mereka datang ke tenda padi, seperti ingin menyerang. Namun siapa sangka, mereka malah duduk melingkar dan memanggil nama padi seolah-olah anak kecil yang ingin mengajak bermain.
Persahabatan terjadi disana. Menyenangkan. Lalu mereka bercerita, mereka mengganggu hanya untuk bisa akrab dengan padi. Hahaha :D lucu rasanya.
Kami berkumpul di depan tenda padi dan bercerita disana. Semua nya berkumpul kecuali Edelwiss Kampar. Entahlah mengapa.
Esoknya, tak banyak lomba memenuhi hari itu. lalu lalang peserta lewat ke tenda kami sambil mengucapkan “Selamat ya padi, LT 5 nya ”
Daaaaaaannn, saat pengumuman pemenang, Padi DAN harimau utusan Riau. Harimau? Mereka dalang dari segala penyerbuan kami, dan mereka lah pasangan kami ?????
hah! Entahlah..
Yang jelas, menuju LT V, kami 3 kali ganti pasangan. Hahaha :D kayak apa aja lah ya..
But, Elang always in our heart ;)
Cieeeee..


3 kali TC dilakukan untuk mengakrabkan Padi dan Harimau, memperdalam lomba dan mengecek segala perlengkapan.
TC pertama 13-14 April 2012 di darel hikmah, markas Jago !
TC ini dilakukan untuk pengakraban regu padi dan harimau.

TC kedua 25-27 Mei 2012 di stanum bangkinang.
Disini memperdalam materi. Seperti peta topografi, survival dan bivak.


TC ketiga dilakukan 2 hari sebelum keberangkatan kami menuju Cibubur. Tanggal 3 dan 4 Juli 2012 di kwarda Riau. Disini kami diberi pengarahan dan pembelajaran ulang serta mengecek pelengkapan kami.
Dimulai di acara pelepasan kami oleh ka.kwarda yaitu kak Septina. Sekitar pukul 2 siang kami kembali ke kwarda. Hingga pada tanggal 5 juli kami bersiap untuk ke bandara sultan syarif kasim untuk berangkat ke Jakarta.




LT 5 dilaksanakan tanggal 7-13 juli. Menjelang itu kami mempersiapkan peralatan yang tak bisa kami bawa dari sini. Tanggal 6 juli, kami diberi kesempatan untuk sekedar cuci mata di mall cibubur junction.


  





LT 5 pun dimulai..
Hari pertama,
Semua barang kami packing ulang. Dan, beratnya? nauzubillah. Sampai tas kami ada yang putus. Jahit secara cepat pun dilakukan. Sampai nya di gedung dasa darma, kami pun melakukan lomba pertama, Administrasi.
Kami mendapat nomor dada 020 dan tapak perkemahan 601. Mendapat  tas pinggang, craf, dan kartu peserta.
 Setelah itu, mendapat tugas selanjutnya ke aula dewi sartika untuk lomba packing. Kembali, membawa barang-barang berat itu. namun kini kami punya strategi. Membuat tandu dan memikul barang kami diatasnya. Jarak yang sebenarnya dekat, terasa jauh. Sesampainya disana lomba packing pun berlangsung. Lalu kami diberi arahan untuk menuju tapak perkemahan kami. Kami berada di pasukan dewi sartika. Dan tapak perkemahan kami terletak di pojok bikempi. Sedih ya :’(

Hari kedua dan ketiga berjalan lancar tanpa hambatan. Lomba demi lomba kami lakukan dengan baik. Bersama pasukan dewi sartika, dan desi sebagai pratamanya.

Malam hari ketiga, padi tampil pentas seni. Tarian Rentak Bulian padi persembahkan pada seluruh pasang mata dari berbagai provinsi Indonesia.


Hari keempat, hari penjelajahan. Ke gunung pancar, bogor. Dari cibubur ke desa babakan kami menggunakan mobil tentara, dan dari desa babakan menuju gunung pancar dengan jalan kaki bersama pasukan masing-masing.
Selama penjelajahan, ada pos-pos lomba yang kami lewati. Semuanya ada 6 pos. namun, hari ni hanya sampai 4 pos, dan sisanya esok hari nya. Saat di pos 2, padi di wawancarai oleh seorang kakak yang cantik untuk bahan berita nya. Kami menceritakan semua pejalanan padi, termasuk Elang.
Mau tau apa aja?
Buka disini ya…

Dan di pos 3 adalah halang rintang. Padi, setelah merayap di tanah, inilah jadinya…




Sampai di pos 4 adalah membuat bivak dan masak rimba. Malamnya acara MOP’s night dan forum pengggalang. Semuanya kami lalui, suka dan duka, lelah dan bahagia kami lalui bersama di bawah pepohonan pinus yg rindang.

Esok paginya, sekitar pukul 9 kami kembali melakukan penjelajahan. Pos 5 adalah pos selanjutnya di penjelajahan 2 ini. Disana ada lomba p3k dan tali temali.
Setelah itu lomba dilanjutkan, perjalanan menuruni gunung hanya memakan waktu 2 jam. Waw! Cepat.. hahaha,, pos terakhir, yaitu pos 6 terletak di desa babakan. Hanya lomba-lomba umum disana. Setelah itu, padi mendapat jatah makan siang, namun karena peta pita belum terselesaikan, padi menyelesaikan itu dulu. Alhasil kami makan siang di tenda. Padi,, padi,,
Kami kembali ke ‘rumah sementara’ kami yang nyaman. Meski tak seindah yang lain, tapi kami sangat menikmati. Sore itu tak ada lomba apapun yang mengisi. Jadi ada banyak waktu beristirahat.
Esoknya, perjalanan yang menyenangkan. Ke Taman Mini Indonesia Indah !! menyenangkan dan waw! Pengalaman yang tak ternilai. Seharian penuh kami disana. Dari pagi hingga siang kami wisata pendidikan. Siang menjelang sore kami karnaval.


Malam nya api unggun.
Kesedihan didalam kegembiraan terjadi disitu. Padi menangis. Bukan karena kekalahan atau semacamnya. Kami menyadari, ini lah puncak motto kami. Kami telah berada di LT V nasional. Seharusnya elang merasakan apa yang kami rasakan, dimulai dari perasaan jatuh mental, dan capek, serta tawa dan canda. Kami akan berpisah. Kami akan berpencar ke sekolah masing-masing. padi pisah BUKAN berarti padi pecah. Kami akan tetap satu keluarga.
Paginya pengumman pemenang. Kami tak berharap terlalu tinggi. Harapan kami hanya menjadi yang terbaik dan tidak mengecewakan semua orang. Kak am, kak sadam, kakak-kakak ‘three boys scout’, orang tua dan Elang.
Rangking hari pertama kami mendapat rangking 5 dan turun menjadi 11 dan terakhir 22. Itu yang membuat kami tak mau berharap terlalu tinggi.
Namun, tuhan berkehendak lain. Padi mendapat peringkat 10 nasional. Alhamdulillah. Kami benar-benar tak menyangka. Kesedihan karena down akibat rangking 22 kami hadapi dengan senyum kesabaran dibalas Allah dengan rangking 10. Walau tak dapat memenuhi motto kami untuk 5 besar nasional, namun paling tidak kami mempebaiki rangking padi 5 tahun lalu.


Elang, kak am, kak sadam dan yang lainnya,,
Kini kami telah berada di akhir perjuangan kami dalam misi LT ini. Terimakasih untuk semuanya. Terimakasih untuk segala hal.
Kita akan tetap satu keluarga kan? Kita palang, pramuka MTsN Andalan pekanbaru.
Elang, meski kita tak begandengan, namun semangat kalian yang membuat kami kuat, bertahan dan menjadi pemenang. Terimakasih. Dan termasuk sandal Elang :D yang membuat setiap langkah kami selalu ingat bahwa kami tak sendirian, ada kalian. Terimakasih … “

Selasa, 29 Mei 2012

mereka,,

semua hal kini kurasa..
ada pelangi, matahari, hujan bahkan badai..
kini ku tau arti kehidupan..
kini ku tau arti keluarga..
walau aku tak sehebat mereka..
walau aku tak setangguh mereka..
aku hidup untuk hidupku sendiri, tapi aku memang tak bisa sendiri..
mereka hadir, penambah warna dalam lembaran ku..
mereka mengisi setiap detik dan setiap helaan nafas ku..
mereka..
karna mereka aku tau rasa 'terjatuh'
karna mereka aku tau rasa 'tersanjung'
karna mereka aku tau rasa 'tertawa'
dan karna mereka aku tau rasa 'tersakiti'
hitam dan putih..
dua hal yang bertolak.
tapi jika salah satu tak ada maka semua akan kacau.
tidak akan ada yang tau hitam jika tak ada putih. begitu sebaliknya.
demikian juga dengan mereka.
tapi kini, mereka pergi......

Sabtu, 19 Mei 2012

suka duka PALANG !!!


PROLOG
Lomba Tingkat I

Semua bermula dari awal agustus 2011, saat seleksi LT 1 dilakukan.
“diberitahukan kepada seluruh anggota pramuka kelas 9 agar dapat segera berkumpul diruang multimedia, sekarang”. Yap, itulah kalimat dari seseorang diujung sana sengan menggunakan microphone di kantor saat bel pulang sekolah selesai dibunyikan.
        Setelah kalimat itu terdengar cukup keras di telingaku, aku  langsung turun ke ruang multimedia bersama temanku, Tasia. Saat memasuki pintu, tampak beberapa teman pramuka ku telah duduk dikursi dan ada kak Sadam di depannya. Aku dan Tasia pun langsung duduk bersama teman pramuka lainnya. Aku membaur bersama mereka dan kami pun tenggelam pada kesibukan masing-masing, kak sadam pun juga sibuk dengan handphone nya. Yaaa… semuanya sibuk dengan urusan masing-masing sambil menunggu semuanya berkumpul termasuk kak am.
        Setelah ±15 menit, semuanya telah berkumpul. Keadaan tiba-tiba hening. Tak ada satupun yang tau mengapa kami dikumpulkan semua disini. Sampai akhirnya kak Am pun memulai pembicaraan. “Dah kumpul semuanya? Oh iya, panggilkan Ira, adiknya Syauqi, Adaw, Adiknya Adan, Nadya, Naldy dan Rifky kelas 7, secepatnya”. Lalu seperti dikomando,  2 orang teman laki-laki pramuka pun langsung pergi memanggil orang yang dibilang kak am itu. Tak berapa lama setelah kedatangan mereka, raut muka kak am dan kak sadam berubah menjadi serius. Lalu, kak Am mulai bercerita dari perjuangan regu PALANG 5 tahun lalu  yang dapat meraih LT V 2007. Dari mulai cerita susah, sedih, sakit, perdebatan, hingga kisah bahagia, tawa, kekonyolan,dan kelucuan. Kami yang berada di ruangan ini pun serasa terhipnotis dengan cerita kak Am yang tak jarang juga ditambahkan dengan kak Sadam. Kadang terdengar suara gelak tawa, kadang ekspresi itu juga tiba-tiba berganti dengan kening yang berkerut saking seriusnya.
        Tak terasa waktu pun telah menunjukkan pukul 17.00 WIB, dan kami pun dibubarkan, dengan catatan besok akan berkumpul  kembali di tempat yang sama  sepulang sekolah. Hingga di ambang pintu ruang multimedia, tak ada satupun dari kami yang mengerti maksud mengapa kami dikumpulkan tadi dan besok. Karna, memang kak Am dan kak Sadam tak memberitahu.

***
        Esoknya, tanpa ada pengumuman lagi, semuanya berkumpul dengan kesadaran masing-masing janji. Tanpa ada waktu yang terbuang, kak Am pun mulai berbicara dan bertanya kepada kami yang ada disini, apakah sanggup berada di sebuah regu INTI setelah diceritakan tentang suka dan dukanya. Rata-rata yang kelas 9, terlukis mimik ragu di wajah mereka. Ragu karena, mereka menginginkan itu, namun juga harus memikirkan kelulusan. Hanya beberapa yang mempunyai keyakinan untuk memberanikan diri mengambil keputusan itu dan mengambil resiko berkurangnya waktu belajar serta terkurasnya tenaga. Mereka adalah Syahid, Desi, Arsyad dan Arinil.

***
        Setelah melalui proses yang sangat amat panjang dan melalui segala kebahagiaan, kesedihan, perdebatan, dan kekecewaan, terpilih lah regu
inti Palang untuk mewakii gudep 0501-0502  dalam ajang Lomba Tingkat tahun ini.
Mereka adalah …..
ELANG
0501
-Syahid                               -Azizul          
-Johan                                -Rifky
-Syauqi                               -Naldy
-Abdil                                -Arsyad
PADI
0502
-Desi                                   -Intan
-Syania                               -Ila
-Ira                                     -Tasia
-Dilla                                  -Arinil


        Dengan terbentuknya regu inti, berakhirlah LT 1 dilakukan.

PALAAAANGG !!! Apa Motto Kitaaa????
Berjaya Kembali Di LT V, Bisa ! Bisa ! Bisa !
        Itulah kata-kata motivasi yang kini menjadi semboyan kami. Kami harus mampu membuat MTsN Kembali mewakili RIAU di LT V nanti. Ya, itu mimpi kami, itu cita-cita kami.

***

        “Satu,, Dua,, Tigaa….” Terdengar suara hitungan dilapangan basket. Hitungan yang selalu diikuti. Hitungan hukuman yang sedang kami lakukan. Dibawah teriknya matahari dan dengan pengawasan kak Sadam yang disiplin, kami dihukum. Kesalahan yang kecil namun akan berdampak sangat besar jika dibiarkan. Terlambat. Kami terlambat  dari waktu latihan yang telah ditentukan sebelumnya. Seribu satu alasan rasanya telah dikeluarkan, namun tak ada satupun yang mempan. Alhasil, squart jump dan push up serasa sudah menjadi santapan sehari-hari diawal-awal kami latihan. Tak ada kata lelah di kamus seorang kak Sadam. Kami di tempa, dan terus ditempa dengan segala ilmu yang dimilikinya. Dengan Standar latihan yang dibuatnya adalah standar LT V. Dimana kecepatan --/---/.-./…/.//,,  dan  …/./--/.-/.--./…./---/.-././/,, ketepatan sandi,, dan  ikatan dan simpulan terbanyak , semuanya di perhitungkan.

Morse nya harus bisa lebih cepat dan lebih tepat dari ini. Ini belum seberapa, gak akan menang kalian kalau seperti ini terus”. ~~“perbaiki lagi tangannya tu, jangan bengkok-bengkok, harus lurus-lurus kalau memberi semaphore, nanti jadi salah bagi yang membacanya”.~~”sandinya harus lebih banyak dari ini, minimal 50 sandi harus hapal diluar kepala.” ~~”udah berapa ikatan yang bisa? Baru segitu? Besok tambah lagi. Kalau perlu dengan fungsinya.”~~”gimana menaksirnya? Yakin benar tu?”~~”tidak ada gerakan tambahan, pandangan lurus ke depan” dan bla bla bla ....

        Kata-kata yang jika mendengarnya membuat jengkel dan kesal. Bagaimana tidak, kami baru latihan beberapa waktu, namun sudah diberi beberapa pertanyaan dan pernyataan seperti itu. Sakit telinga mendengarnya. Namun, di sisi lain kata-kata itu memberikan motivasi dan dorongan tersendiri. ,membuat kami terpacu untuk menjadi lebih baik, agar tak mendengar kata-kata itu terucap ‘kembali’ untuk yang ke-seribu kalinya.

***

        Hari demi hari kami lalui, dengan latihan yang sungguh-sungguh dengan tujuan satu, BERJAYA KEMBALI DI LT V !! (sejujurnya menyebut kata-kata motivasi itu membuatku merinding…)
        Latihan selalu dilakukan demi tecapainya motto tersebut. Senin sampai Minggu, dari pulang sekolah hingga menjelang maghrib. Tiap detik berharga bagi kami. Ya! Setiap waktu benar-benar berharga. Tak peduli hari hujan pun tetap latihan walau hanya materi saja. Tak terlepas walau sedang dalam Bulan Ramadhan. Puasa pun kami tetap latihan, dengan toleransi waktu latihannya tidak selama latihan hari-hari biasa. Tak ada alasan untuk tak latihan, kecuali sakit. Ini dilakukan agar semua yang dilakukan menjadi sangat maksimal. Walaupun lelah, tapi juga menyenangkan.  Niat yang sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil. Oh ya, tak selamanya latihan kami menyeramkan, hahaha :-D . Banyak candaan di sela-sela latihan tersebut, yang akhirnya membuat kami benar-benar menjadi sebuah keluarga yang utuh. Ya! Keluarga yang selalu berbagi dalam suka dan duka,  keluarga yang selalu mengerti dan saling memotivasi dan keluarga yang saling menyayangi secara ikhlas. PALANG memberi arti itu kepadaku. J terimakasih PALANG !!

***
           
            Hari ini dilakukan simulasi lomba “Tenda Cepat” dan “Yel-yel”. Tenda cepat dengan target minimum harus selesai dalam 1 menit. Waw! Simulasi pertama padi mencetak rekor ±5 menit dan elang ±3 menit. Ya, kami memang selalu kalah dibanding Elang. Karena itulah Padi selalu di nomor duakan  dalam segala hal oleh kak am dan kak sadam. Sedikit-sedikit Elang yang harus duluan. Pernah Padi protes, tapi berjuta alasan diberi. Kesal! Jengkel! Ya, semua campur jadi satu.
            Setelah simulasi pertama dilakukan, kami disuruh masuk ke dalam suatu ruangan, dan kami diberikan strategi agar cepat melakukan tenda cepat tersebut. Tentunya dengan ajaran kak sadam.
~~yang untuk tali samping harus bla bla bla, yang bagian depan dan belakang harus bla bla bla, yang bagian pancang dan tali harus bla bla bla~~ dan lainnyaa..
setelah memberikan beberapa instruksi dan penjelasan, kami melakukan simulasi kedua dan terakhir sebelum akhirnya kami harus tampil didepan seluruh adik kelas. Alhasil setelah mendapat strategi dan instruksi, Padi mencetak  rekor 2,5 menit dan Elang 1,5 menit. Kemajuan yang bisa dibilang meningkat. Ya walaupun Padi tetap nomor dua dari Elang. “Padi pasti bisa! Semangat! Besok kami cetak rekor 60 detik, tapi kalian harus 59 detik ya.. J  seru Syahid. Ya, dia juga salah satu motivasi Padi, khususnya aku. Dia selalu tau apapun yang dirasakan Padi. Syahid, sang pimru Elang.
Ilmu yang diberikan kak Sadam memang sangat berguna. Setelah simulasi tenda cepat, kami disuruh menyusun yel-yel dan akan disimulasikan juga sebelum unjuk gigi di depan adik kelas. Diberikan waktu 15 menit menyusun dan mempraktekkan yel tersebut. Regu padi, menyusun dan berlatih yel sendirian, sedangkan Elang, diberi perhatian penuh dan dibantu oleh kak Sadam, Kak iqbal dan kakak alumni lain. Padi, benar-benar merasa terabaikan dan diacuhkan. Ingin menangis, tapi serasa percuma. Daripada memikirkan Elang yang terus ‘disayang’ oleh kak am dan kak Sadam yang seperti ‘anak kandung’ dan kami yang ‘anak tiri’ nya, kami membuat yel-yel. Dan saat itulah Padi dikenal sebagai padi-ting ting. Yap! Kami menggunakan sedikit bait lagu alamat palsu-Ayu ting ting. Tapi, jangan salah, ye-yel ini yang membuat padi berbeda dan terkenal dengan yang lain, bahkan dengan Elang. “Padiiiii… dimaanaaa?? Dimanaa?? Dimanaaaaaa??.
Tak lama, tedengar sahutan muazin menandakan waktu Ashar telah masuk, dan kami diberi waktu istirahat dan menunaikan ibadah salat Ashar. Selang beberapa waktu, simulasi yang ’sesungguhnya’ pun akan segera dimulai. Seluruh penggalang kelas 7 dan 8 telah dikumpulkan. Mereka duduk rapi untuk melihat aksi dari para peserta LT tahun ini. Rasa cemas dan takut menghiasi wajah Padi. Takut jika tampil tak bagus didepan adik kelas. Takut dengan perkataan yang menunjukkan kami tak layak menyandang status peserta LT. Hal ini berbeda dengan Elang. Elang yang penuh dengan rasa tak sabaran, karena mereka memang telah diajarkan berbagai hal, memiliki bekal ilmu dan mental yang lebih, sedangkan Padi?? Ya, seperti yang telah diketahui.
Simulasi lomba petama kali adalah tenda cepat. Aksi pertama dilakukan dengan Elang. Semua berjalan lancar hingga sesi pembongkaran. Tiba giliran Padi, semua terdiam. Entah apa maksudnya. Alhamdulillah, semua lancar, ya walaupun tetap nomor dua. Tapi rasa bangga melingkupi kami. Simulasi kedua yaitu Yel-yel.  Tetap elang yang pertama tampil. Kini, tak hanya adik kelas yang terdiam, kami pun demikian. Melihat Elang tampil dengan gagah, membuat semangat kami sedikit menurun. Kepercayaan diri yang tadi telah dibangun, tiba-tiba mulai menghilang. Tapi, disini kami sekarang, kami Padi, regu inti MTsN, bagaimanapun caranya tetap harus tampil sebagus mungkin. Padi pun tampil, dengan yel terbarunya, “dimanaa?? Dimanaa? Dimanaaa??”. Semua berjalan lancar dan Alhamdulillah sukses.
Pukul 17.00 wib, kami dibubarkan untuk pulang. Setelah mendapat berbagai pengarahan, kami pun pulang. Dengan catatan, minggu depan adalah simulasi ‘Pionering’. Ha?? Semua terkejut. Itulah kak Sadam, selalu memberi kejutan yang menyenangkan dan juga tidak. Dan kali ini tidak menyenangkan.

***

            Pionering pun dimulai. Regu Padi mendapat tugas membuat jembatan jungkat jungkit dan regu Elang mendapat tugas membuat jembatan kaki empat. Waktu yang diberikan adalah 60 menit. Di awali dengan perebutan tali antara Syauqi dan Desi.
“ini tali kami ni. Jangan diambil !”  seru Desi. “mana pulak. Punya Elang ni. Aku yang motong-motong kemaren. Tengok tu, dah aku bakar ujung-ujung nya.” Bantah Syauqi. “tapi ini punya kami. Siapa suruh main ambi aja? ” seru Desi tak mau kalah, dan bla bla bla, begitu seterusnya. Akhirnya, tali tadi pun menjadi milik Padi. Hahaha, pertarungan yang cukup sulit hanya untuk sebuah tali. Setelah itu, mulailah kami membuat pionering. 60 menit berlalu, dan kali ini Padi menjadi nomor satu. Padi berhasil menyelesaikan pionering dengan tepat waktu dan Elang baru setengah jadi. Bangga, bersorak, dan kagum!. Itu yang kami rasakan. Dan saat itu, kali pertama Padi merasa bahwa kami memang sangat pantas menyandang status peserta LT, bahkan peserta LT V !.
            Kami pun mencoba pionering tersebut. Bermain disana sambil bernyanyi ria, beryel-yel dan tak lupa diabadikan oleh kak Sadam. Dan saat ini juga, pertama kali kami merasa kalau kak Sadam punya Padi juga, dan bukan hanya Elang.

***
           
        Namun, beberapa hari ini, jadwal kami latihan mulai sedikit berkurang, karena harus mengurus keperluan untuk melakukan pengukuhan bagi kelas 2 dan 3. Karena kami senior, jadi kamilah yang menyiapkannya. Mulai dari membentuk panitia, sampai peserta nya pun harus mengisi SKU bersama kami. Ini melelahkan, sangat melelahkan, pulang maghrib dan ceramah orang tua pun seakan makan malam kami saat itu. Belum lagi mendengar kak Am yang marah-marah dan kesal karena kami berbuat salah dan bisa dibilang ‘langang’. (terlalu jujur ya  --“).
        Tak ketinggalan, ocehan kak sadam pun seakan ikut mewarnai hari-hari kami. Bisa dibilang “tiada hari tanpa suara mereka”. Hari hari pun berlalu, yang terisi dengan berbagai latihan dan mempersiapkan pengukuhan. Gladi upacara, persiapan konsumsi dan kebutuhan peserta. Semuanya !

***

        Langit abu-abu, angin kencang dan terpaan pasir terjadi siang menjelang sore ini. Di lapangan luas yang hanya terisi beberapa orang saja, menjadi faktor suara seorang laki-laki setengah baya terdengar cukup keras. Ya, siapa lagi? Kak sadam.
Jadi ? gimana? Siapa-siapa aja petugas untuk pengukuhan tu? Petugas upacara pembukaan? Api unggun? Hiking? Gimana? Udah siap semua nya?”  pertanyaan beruntun yang diucapkan kak sadam demi menge-cek kembali segala persiapannya. “udah kak, petugas-petugasnya udah”  Jawab Desi cepat. “baguslah, kumpulkan semua petugasnya sekarang, kita gladi.” Secepat kilat Desi mengumpulkannya.
Saat itu latihan upacara terbagi menjadi 2 trip. Trip pertama yaitu gladi upacara pembukaan, petugas-petugasnya syahid sebagai pemimpin upacara, arinil protokol, dinul do’a, syauqi dasa dharma, desi tri satya, nabila dan arsyad pemimpin satuan putra dan putri, dan selebihnya menjadi peserta upacara.
Gladi upacara ini berlangsung lancar dan tanpa hambatan, walau ada beberapa kesalahan kecil yang dapat dirubah.
        Gladi upacara kedua, yaitu upacara api unggun. Petugas-petugasnya desi pemimpin upacara, Johan, nurul, syauqi, syania, abdil, titi, azizul, nabila, arsyad, tasia menjadi pasukan api unggun. Dan kali ini, begitu banyak kesalahan hingga berulang kali kami melakukan gladi. Susunan yang berbeda dari tahun sebelumnya. Kali ini dipisahkan menjadi 2 orang/baris hingga membentuk 5 barisan di setiap penjuru. Petugas Dasa dhama 1 dan 2 menjadi satu banjar, petugas dasa dharma 3 dan 4 menjadi satu banjar, begitu seterusnya. Cara berlari yang salah, cara memegang lilin, cara memberi dan menerima api, tempat-tempat dimana seharusnya berdiri, dan banyak hal lainnya. Berkali-kali diulang. Hingga langit pun menurunkan titik-titik air yang seolah mendukung kesalahan kami dimata kak Am dan Kak Sadam.
        Setelah latihan yang dirasa cukup baik, kegiatan selanjutnya pun kembali diisi dengan pengisian SKU untuk para calon ramu dan rakit. Setiap hari berjalan seperti ini, hinggaa saatnyaaa…..



penasaran kelanjutannya?
baca di http://regupadi.blogspot.com/2012/05/salam-pramuka-hai-semuaa.html
oke??

_syania_