PROLOG
Lomba Tingkat I
Semua
bermula dari awal agustus 2011, saat seleksi LT 1 dilakukan.
“diberitahukan kepada seluruh anggota pramuka kelas 9 agar
dapat segera berkumpul diruang multimedia, sekarang”. Yap, itulah kalimat
dari seseorang diujung sana sengan menggunakan microphone di kantor saat bel
pulang sekolah selesai dibunyikan.
Setelah kalimat itu terdengar cukup keras di telingaku,
aku langsung turun ke ruang multimedia
bersama temanku, Tasia. Saat memasuki pintu, tampak beberapa teman pramuka ku
telah duduk dikursi dan ada kak Sadam di depannya. Aku dan Tasia pun langsung
duduk bersama teman pramuka lainnya. Aku membaur bersama mereka dan kami pun
tenggelam pada kesibukan masing-masing, kak sadam pun juga sibuk dengan handphone nya. Yaaa… semuanya sibuk
dengan urusan masing-masing sambil menunggu semuanya berkumpul termasuk kak am.
Setelah ±15 menit, semuanya telah berkumpul. Keadaan
tiba-tiba hening. Tak ada satupun yang tau mengapa kami dikumpulkan semua
disini. Sampai akhirnya kak Am pun memulai pembicaraan. “Dah kumpul semuanya? Oh iya, panggilkan Ira, adiknya Syauqi, Adaw,
Adiknya Adan, Nadya, Naldy dan Rifky kelas 7, secepatnya”. Lalu seperti
dikomando, 2 orang teman laki-laki
pramuka pun langsung pergi memanggil orang yang dibilang kak am itu. Tak berapa
lama setelah kedatangan mereka, raut muka kak am dan kak sadam berubah menjadi
serius. Lalu, kak Am mulai bercerita dari perjuangan regu PALANG 5 tahun
lalu yang dapat meraih LT V 2007. Dari
mulai cerita susah, sedih, sakit, perdebatan, hingga kisah bahagia, tawa,
kekonyolan,dan kelucuan. Kami yang berada di ruangan ini pun serasa terhipnotis
dengan cerita kak Am yang tak jarang juga ditambahkan dengan kak Sadam. Kadang
terdengar suara gelak tawa, kadang ekspresi itu juga tiba-tiba berganti dengan
kening yang berkerut saking seriusnya.
Tak terasa waktu pun telah menunjukkan pukul 17.00 WIB, dan
kami pun dibubarkan, dengan catatan besok akan berkumpul kembali di tempat yang sama sepulang sekolah. Hingga di ambang pintu
ruang multimedia, tak ada satupun dari kami yang mengerti maksud mengapa kami
dikumpulkan tadi dan besok. Karna, memang kak Am dan kak Sadam tak memberitahu.
***
Esoknya, tanpa ada pengumuman lagi, semuanya berkumpul dengan
kesadaran masing-masing janji. Tanpa ada waktu yang terbuang, kak Am pun mulai
berbicara dan bertanya kepada kami yang ada disini, apakah sanggup berada di
sebuah regu INTI setelah diceritakan tentang suka dan dukanya. Rata-rata yang
kelas 9, terlukis mimik ragu di wajah mereka. Ragu karena, mereka menginginkan
itu, namun juga harus memikirkan kelulusan. Hanya beberapa yang mempunyai
keyakinan untuk memberanikan diri mengambil keputusan itu dan mengambil resiko
berkurangnya waktu belajar serta terkurasnya tenaga. Mereka adalah Syahid,
Desi, Arsyad dan Arinil.
***
Setelah melalui
proses yang sangat amat panjang dan melalui segala kebahagiaan, kesedihan,
perdebatan, dan kekecewaan, terpilih lah regu
inti Palang untuk
mewakii gudep 0501-0502 dalam ajang
Lomba Tingkat tahun ini.
Mereka adalah …..
ELANG
0501
-Syahid -Azizul
-Johan -Rifky
-Syauqi -Naldy
-Abdil -Arsyad
PADI
0502
-Desi -Intan
-Syania -Ila
-Ira -Tasia
-Dilla -Arinil
Dengan terbentuknya regu inti, berakhirlah LT 1 dilakukan.
PALAAAANGG !!! Apa Motto Kitaaa????
Berjaya Kembali Di LT V, Bisa ! Bisa ! Bisa !
Itulah kata-kata motivasi yang kini menjadi semboyan kami.
Kami harus mampu membuat MTsN Kembali mewakili RIAU di LT V nanti. Ya, itu
mimpi kami, itu cita-cita kami.
***
“Satu,, Dua,, Tigaa….” Terdengar suara hitungan dilapangan
basket. Hitungan yang selalu diikuti. Hitungan hukuman yang sedang kami
lakukan. Dibawah teriknya matahari dan dengan pengawasan kak Sadam yang
disiplin, kami dihukum. Kesalahan yang kecil namun akan berdampak sangat besar
jika dibiarkan. Terlambat. Kami terlambat dari waktu latihan yang telah ditentukan
sebelumnya. Seribu satu alasan rasanya telah dikeluarkan, namun tak ada satupun
yang mempan. Alhasil, squart jump dan push up serasa sudah menjadi santapan
sehari-hari diawal-awal kami latihan. Tak ada kata lelah di kamus seorang kak
Sadam. Kami di tempa, dan terus ditempa dengan segala ilmu yang dimilikinya.
Dengan Standar latihan yang dibuatnya adalah standar LT V. Dimana kecepatan
--/---/.-./…/.//,, dan …/./--/.-/.--./…./---/.-././/,, ketepatan
sandi,, dan ikatan dan simpulan terbanyak
, semuanya di perhitungkan.
“Morse nya harus bisa lebih cepat dan lebih tepat dari ini. Ini belum
seberapa, gak akan menang kalian kalau seperti ini terus”. ~~“perbaiki lagi
tangannya tu, jangan bengkok-bengkok, harus lurus-lurus kalau memberi semaphore,
nanti jadi salah bagi yang membacanya”.~~”sandinya harus lebih banyak dari ini,
minimal 50 sandi harus hapal diluar kepala.” ~~”udah berapa ikatan yang bisa?
Baru segitu? Besok tambah lagi. Kalau perlu dengan fungsinya.”~~”gimana
menaksirnya? Yakin benar tu?”~~”tidak ada gerakan tambahan, pandangan lurus ke
depan” dan bla bla bla ....
Kata-kata yang jika mendengarnya membuat jengkel dan kesal.
Bagaimana tidak, kami baru latihan beberapa waktu, namun sudah diberi beberapa
pertanyaan dan pernyataan seperti itu. Sakit telinga mendengarnya. Namun, di
sisi lain kata-kata itu memberikan motivasi dan dorongan tersendiri. ,membuat
kami terpacu untuk menjadi lebih baik, agar tak mendengar kata-kata itu terucap
‘kembali’ untuk yang ke-seribu kalinya.
***
Hari demi hari kami lalui, dengan latihan yang
sungguh-sungguh dengan tujuan satu, BERJAYA KEMBALI DI LT V !! (sejujurnya
menyebut kata-kata motivasi itu membuatku merinding…)
Latihan selalu dilakukan demi tecapainya motto tersebut.
Senin sampai Minggu, dari pulang sekolah hingga menjelang maghrib. Tiap detik
berharga bagi kami. Ya! Setiap waktu benar-benar berharga. Tak peduli hari
hujan pun tetap latihan walau hanya materi saja. Tak terlepas walau sedang
dalam Bulan Ramadhan. Puasa pun kami tetap latihan, dengan toleransi waktu
latihannya tidak selama latihan hari-hari biasa. Tak ada alasan untuk tak
latihan, kecuali sakit. Ini dilakukan
agar semua yang dilakukan menjadi sangat maksimal. Walaupun lelah, tapi juga
menyenangkan. Niat yang sungguh-sungguh
pasti akan membuahkan hasil. Oh ya, tak selamanya latihan kami menyeramkan,
hahaha :-D . Banyak candaan di sela-sela latihan tersebut, yang akhirnya
membuat kami benar-benar menjadi sebuah keluarga yang utuh. Ya! Keluarga yang
selalu berbagi dalam suka dan duka,
keluarga yang selalu mengerti dan saling memotivasi dan keluarga yang
saling menyayangi secara ikhlas. PALANG memberi arti itu kepadaku. J terimakasih PALANG !!
***
Hari ini dilakukan simulasi lomba
“Tenda Cepat” dan “Yel-yel”. Tenda cepat dengan target minimum harus
selesai dalam 1 menit. Waw! Simulasi pertama padi mencetak rekor ±5 menit dan
elang ±3 menit. Ya, kami memang selalu kalah dibanding Elang. Karena itulah
Padi selalu di nomor duakan dalam segala hal oleh kak am dan kak sadam.
Sedikit-sedikit Elang yang harus duluan. Pernah Padi protes, tapi berjuta
alasan diberi. Kesal! Jengkel! Ya, semua campur jadi satu.
Setelah simulasi pertama dilakukan,
kami disuruh masuk ke dalam suatu ruangan, dan kami diberikan strategi agar
cepat melakukan tenda cepat tersebut. Tentunya dengan ajaran kak sadam.
~~yang untuk tali samping harus bla bla bla,
yang bagian depan dan belakang harus bla bla bla, yang bagian pancang dan tali
harus bla bla bla~~ dan lainnyaa..
setelah
memberikan beberapa instruksi dan penjelasan, kami melakukan simulasi kedua dan
terakhir sebelum akhirnya kami harus tampil didepan seluruh adik kelas. Alhasil
setelah mendapat strategi dan instruksi, Padi mencetak rekor 2,5 menit dan Elang 1,5 menit. Kemajuan
yang bisa dibilang meningkat. Ya walaupun Padi tetap nomor dua dari Elang. “Padi pasti bisa! Semangat! Besok kami cetak
rekor 60 detik, tapi kalian harus 59 detik ya.. J” seru Syahid. Ya, dia juga salah satu motivasi
Padi, khususnya aku. Dia selalu tau apapun yang dirasakan Padi. Syahid, sang
pimru Elang.
Ilmu
yang diberikan kak Sadam memang sangat berguna. Setelah simulasi tenda cepat,
kami disuruh menyusun yel-yel dan akan disimulasikan juga sebelum unjuk gigi di
depan adik kelas. Diberikan waktu 15 menit menyusun dan mempraktekkan yel
tersebut. Regu padi, menyusun dan berlatih yel sendirian, sedangkan Elang,
diberi perhatian penuh dan dibantu oleh kak Sadam, Kak iqbal dan kakak alumni
lain. Padi, benar-benar merasa terabaikan dan diacuhkan. Ingin menangis, tapi
serasa percuma. Daripada memikirkan Elang yang terus ‘disayang’ oleh kak am dan
kak Sadam yang seperti ‘anak kandung’ dan kami yang ‘anak tiri’ nya, kami
membuat yel-yel. Dan saat itulah Padi dikenal sebagai padi-ting ting. Yap! Kami
menggunakan sedikit bait lagu alamat
palsu-Ayu ting ting. Tapi, jangan salah, ye-yel ini yang membuat padi
berbeda dan terkenal dengan yang lain, bahkan dengan Elang. “Padiiiii… dimaanaaa?? Dimanaa??
Dimanaaaaaa??”.
Tak
lama, tedengar sahutan muazin menandakan waktu Ashar telah masuk, dan kami diberi
waktu istirahat dan menunaikan ibadah salat Ashar. Selang beberapa waktu,
simulasi yang ’sesungguhnya’ pun akan segera dimulai. Seluruh penggalang kelas
7 dan 8 telah dikumpulkan. Mereka duduk rapi untuk melihat aksi dari para
peserta LT tahun ini. Rasa cemas dan takut menghiasi wajah Padi. Takut jika
tampil tak bagus didepan adik kelas. Takut dengan perkataan yang menunjukkan
kami tak layak menyandang status peserta LT. Hal ini berbeda dengan Elang.
Elang yang penuh dengan rasa tak sabaran, karena mereka memang telah diajarkan
berbagai hal, memiliki bekal ilmu dan mental yang lebih, sedangkan Padi?? Ya,
seperti yang telah diketahui.
Simulasi
lomba petama kali adalah tenda cepat. Aksi pertama dilakukan dengan Elang.
Semua berjalan lancar hingga sesi pembongkaran. Tiba giliran Padi, semua
terdiam. Entah apa maksudnya. Alhamdulillah, semua lancar, ya walaupun tetap
nomor dua. Tapi rasa bangga melingkupi kami. Simulasi kedua yaitu Yel-yel. Tetap elang yang pertama tampil. Kini, tak
hanya adik kelas yang terdiam, kami pun demikian. Melihat Elang tampil dengan
gagah, membuat semangat kami sedikit menurun. Kepercayaan diri yang tadi telah
dibangun, tiba-tiba mulai menghilang. Tapi, disini kami sekarang, kami Padi,
regu inti MTsN, bagaimanapun caranya tetap harus tampil sebagus mungkin. Padi
pun tampil, dengan yel terbarunya, “dimanaa?? Dimanaa? Dimanaaa??”. Semua
berjalan lancar dan Alhamdulillah sukses.
Pukul
17.00 wib, kami dibubarkan untuk pulang. Setelah mendapat berbagai pengarahan,
kami pun pulang. Dengan catatan, minggu depan adalah simulasi ‘Pionering’. Ha??
Semua terkejut. Itulah kak Sadam, selalu memberi kejutan yang menyenangkan dan
juga tidak. Dan kali ini tidak menyenangkan.
***
Pionering pun dimulai. Regu Padi
mendapat tugas membuat jembatan jungkat jungkit dan regu Elang mendapat tugas
membuat jembatan kaki empat. Waktu yang diberikan adalah 60 menit. Di awali
dengan perebutan tali antara Syauqi dan Desi.
“ini tali kami ni. Jangan diambil !” seru Desi. “mana pulak. Punya Elang ni. Aku yang motong-motong kemaren. Tengok tu,
dah aku bakar ujung-ujung nya.” Bantah Syauqi. “tapi ini punya kami. Siapa suruh main ambi aja? ” seru Desi tak mau
kalah, dan bla bla bla, begitu seterusnya. Akhirnya, tali tadi pun menjadi
milik Padi. Hahaha, pertarungan yang cukup sulit hanya untuk sebuah tali.
Setelah itu, mulailah kami membuat pionering. 60 menit berlalu, dan kali ini
Padi menjadi nomor satu. Padi berhasil menyelesaikan pionering dengan tepat
waktu dan Elang baru setengah jadi. Bangga, bersorak, dan kagum!. Itu yang kami
rasakan. Dan saat itu, kali pertama Padi merasa bahwa kami memang sangat pantas
menyandang status peserta LT, bahkan peserta LT V !.
Kami pun mencoba pionering tersebut.
Bermain disana sambil bernyanyi ria, beryel-yel dan tak lupa diabadikan oleh
kak Sadam. Dan saat ini juga, pertama kali kami merasa kalau kak Sadam punya
Padi juga, dan bukan hanya Elang.
***
Namun, beberapa hari ini, jadwal kami latihan mulai sedikit
berkurang, karena harus mengurus keperluan untuk melakukan pengukuhan bagi
kelas 2 dan 3. Karena kami senior, jadi kamilah yang menyiapkannya. Mulai dari
membentuk panitia, sampai peserta nya pun harus mengisi SKU bersama kami. Ini
melelahkan, sangat melelahkan, pulang maghrib dan ceramah orang tua pun seakan
makan malam kami saat itu. Belum lagi mendengar kak Am yang marah-marah dan
kesal karena kami berbuat salah dan bisa dibilang ‘langang’. (terlalu jujur
ya --“).
Tak ketinggalan, ocehan kak sadam pun seakan ikut mewarnai
hari-hari kami. Bisa dibilang “tiada hari tanpa suara mereka”. Hari hari pun
berlalu, yang terisi dengan berbagai latihan dan mempersiapkan pengukuhan.
Gladi upacara, persiapan konsumsi dan kebutuhan peserta. Semuanya !
***
Langit abu-abu, angin kencang dan terpaan pasir terjadi siang
menjelang sore ini. Di lapangan luas yang hanya terisi beberapa orang saja,
menjadi faktor suara seorang laki-laki setengah baya terdengar cukup keras. Ya,
siapa lagi? Kak sadam.
“Jadi ? gimana? Siapa-siapa aja petugas untuk pengukuhan tu? Petugas
upacara pembukaan? Api unggun? Hiking? Gimana? Udah siap semua nya?” pertanyaan beruntun yang diucapkan kak sadam
demi menge-cek kembali segala persiapannya. “udah kak, petugas-petugasnya udah”
Jawab Desi cepat. “baguslah,
kumpulkan semua petugasnya sekarang, kita gladi.” Secepat kilat Desi
mengumpulkannya.
Saat itu latihan upacara
terbagi menjadi 2 trip. Trip pertama yaitu gladi upacara pembukaan,
petugas-petugasnya syahid sebagai pemimpin upacara, arinil protokol, dinul
do’a, syauqi dasa dharma, desi tri satya, nabila dan arsyad pemimpin satuan
putra dan putri, dan selebihnya menjadi peserta upacara.
Gladi upacara ini
berlangsung lancar dan tanpa hambatan, walau ada beberapa kesalahan kecil yang
dapat dirubah.
Gladi upacara kedua, yaitu upacara api unggun.
Petugas-petugasnya desi pemimpin upacara, Johan, nurul, syauqi, syania, abdil,
titi, azizul, nabila, arsyad, tasia menjadi pasukan api unggun. Dan kali ini,
begitu banyak kesalahan hingga berulang kali kami melakukan gladi. Susunan yang
berbeda dari tahun sebelumnya. Kali ini dipisahkan menjadi 2 orang/baris hingga
membentuk 5 barisan di setiap penjuru. Petugas Dasa dhama 1 dan 2 menjadi satu
banjar, petugas dasa dharma 3 dan 4 menjadi satu banjar, begitu seterusnya.
Cara berlari yang salah, cara memegang lilin, cara memberi dan menerima api,
tempat-tempat dimana seharusnya berdiri, dan banyak hal lainnya. Berkali-kali
diulang. Hingga langit pun menurunkan titik-titik air yang seolah mendukung
kesalahan kami dimata kak Am dan Kak Sadam.
Setelah latihan yang dirasa cukup baik, kegiatan selanjutnya
pun kembali diisi dengan pengisian SKU untuk para calon ramu dan rakit. Setiap
hari berjalan seperti ini, hinggaa saatnyaaa…..
penasaran kelanjutannya?
baca di http://regupadi.blogspot.com/2012/05/salam-pramuka-hai-semuaa.html
oke??
_syania_